SASTRA
Saya disangkah ‘iblis’
Saya disangkah ‘iblis’,
yang sudah sarjana katanya.
Saya benar-benar bukan ‘iblis’,
yang sudah sarjana katanya.
Saya tak mau dibilang ‘iblis’,
yang sudah sarjana katanya.
Saya bukan si ‘iblis’ itu,
yang sudah sarjana katanya.
Saya kesini mau makan siang,
itu karena masih mahasiswa.
Bukan ‘iblis’!
“Dia mirip iblis”
yang sudah sarjana katanya.
“Benar-benar dia mirip iblis”
yang sudah sarjana katanya.
“Tapi dia bukan iblis”
yang sudah sarjana katanya.
“Dia mirip sekali dengan iblis”
yang sudah sarjana katanya.
“Apa dia saudaranya si iblis ? ”
yang sudah sarjana katanya.
“Dia makan siang di kantin kita”,
Itu karena dia memang bukan ‘iblis’.
“Dia masih mahasiswa”
Bukan ‘iblis’!
siang di kantin atas fakultas, 2 Des 2004
Komentar
Posting Komentar